27 Februari 2020

Menara Kudus Identitas Kabupaten Kudus

SHARE

Identitas atau jatidiri Kabupaten Kudus ada di depan Kudus Plaza, berdiri gagah di bekas terminal Bitingan. Bentuknya tiruan Menara Kudus yang terkenal itu. Tentu saja ada alasan kuat mengapa Menara diambil sebagai identitas. Yang jelas, bentuk Masjid Kudus di Jl. Menara Kudus, beda dengan menara di masjid lain. Khas !. Bentuknya, arsiteksnya masih berbau pengaruh zaman pra Islam.

Kata menara sendiri berasal dari “manara”. Bahasa Arab ini aslinya berbunyi Manaruh. Artinya tempat menaruh cahaya di atas. Mercusuar !. Manara dipisah-pisah. Ma (menujukkan tempat), sedang nar atau nur, berarti api atau cahaya. Al Manar, artinya tempat cahaya. Namun pengertiannya berubah. Menara di masjid adalah tempat yang dipergunakan oleh muadzin untuk ber-adzan, menyeru orang untuk sembahyang.


Kapan Menara Masjid Kudus ini didirikan ?. Tak diketahui dengan pasti. Hanya ditiang atas sebuah “chandra sengkala” terukir : Gapura rusak ewahing jagad. Artinya tahun Jawa 1609 atau 1685 Masehi. Menara Masjid ini berasal dari abad ke 16. bentuknya mirip dengan candi Jago (Jayaghu) di dekat Malang yang didirkan tahun 1275 – 1300 sebagai makan raja Wisnuwardhana. Mustaka Menara ini tahun 1947 pernah disambar petir.

Dulunya berbahan baku tanah liat sekarang seng. Ditangganya bagian dalam yang terbuat dari kayu, ada angka tahun 1313 H, atau bertepatan dengan 1895 Masehi. Kaki menara memiliki denah bujur sangkar yang menjolok keluar yang dimanfaatkan sebagai tangga masuk. Menurut para ahli sesuai dengan bentuk candi zaman pra Islam yang terbagi menjadi tiga bagian. Kaki-kaki menara, badan kaki menara dan puncak kaki menara.

Bidang pengias atas badan kaki menara diberi hiasan dekotatip, ornamen geometrik. Menara Kudus, adalah identitas Kudus. Ciri Kudus, dimana orang akan mengindentikkan Kudus dengan Menara, atau sebaliknya. Yang asli, ada di Jl. Menara, di depan Masjid Kudus, tapi populer disebut Masjid Menara yang “baru”, jauh lebih tinggi, terbuat dari beton, hanya bentuknya saja yang mirip, tapi tidak detailnya. Bisa ditatap setiap pendatang yang mengunjungi Kota Jenang, Kota Industri, Kota Keretek, Kota Wali (Kudus dan Muria) dari arah Semarang, dijantung kota, didepan Kudus Plaza, di bekas terminal Pasar Bitingan, dikelilingi oleh taman.


Sumber : Majalah Krida. Her, Nul. Edisi 193
SHARE

Admin :

Website Resmi Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama yang dikelola oleh Pengurus NU Care - Lazisnu Desa Banglarangan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang. Email : lazisnubanglarangan@gmail.com

0 Comments: