18 September 2024

Perbedaan Mendasar Struktural Nahdlatul Ulama Dengan Badan Otonom

Perbedaan Mendasar Struktural Nahdlatul Ulama Dengan Badan Otonom


Perbedaan mendasar antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Badan Otonom (Banom) NU adalah bahwa NU organisasi Islam, sedangkan Banom adalah perangkat organisasi yang menjalankan program NU. Pembahasan terkecil dari perbedaan itu berupa structural jabatan dan tingkatan. Mari kita perkecil perbedaan mendasar yang sering orang tidak tahu bahkan keliru dalam penyebutan.

 Baca Juga : Nama Kabupaten Pemalang

Dalam structural Nahdlatul Ulama disemua tingkatan menggunakan kata Pengurus, sedang badan otonom (Banom) Pimpinan. Pengurus menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang mengurus atau sekelompok orang yang mengurus. Dari pengertian ini dan dalam konteks organisasi NU, Pengurus NU bisa bermakna untuk menyebut struktur organisasi (bersifat kolektif), atau untuk menyebut personal seorang pengurus NU (bersifat individual). Seperti tertuang dalam anggaran dasar anggaran rumah tangga Nahdlatul Ulama bab VI tentang struktur dan perangkat perkumpulan.

Kekeliruan yang sering salah penyebutan atau juga penulisan dalam surat berupa ketua syuriyah, yang menjadi cukup fatal adalah penyebutan atau penulisan ketua syuriyah dilakukan dikalangan NU sendiri. Dalam bab VII tentang kepengurusan pasal 14 menerangkan kepengurusan NU terdiri dari Mustasyar, Syuriyah dan Tanfidziyah, didalam bab VII diterangkan bahwa Syuriyah adalah pimpinan tertinggai Nahdlatul Ulama sedangkan tanfidziyah adalah pelaksana. Jadi jelas tidak ada sturktur dalam NU yang menerangkan bahwa Rois Syuriyah bukan ketua syuriyah. Syuriah bertugas dan berwenang membina dan mengawasi pelaksanaan keputusan-keputusan perkumpulan sesuai tingkatanya.


Berikut Penulisan dan Penyebutan yang benar dalam struktur organisasi Nahdlatul Ulama dan Badan Otonom :

PBNU           Pengurus Besar                        PP                Pimpinan Pusat
PWNU          Pengurus Wilayah                    PW              Pimpinan Wilayah
PCNU           Pengurus Cabang                     PC               Pimpinan Cabang
PCINU          Pengurus Cabang Istimewa     PCI              Pimpinan Cabang Istimewa
MWCNU      Pengurus MWCNU                 PAC             Pimpinan Anak Cabang
PRNU           Pengurus Ranting                    PR                Pimpinan Ranting
PARNU        Pengurus Anak Ranting           PAR             Pimpinan Anak Ranting
MENGGUNAKAN KATA PENGURUS    MENGGUNAKAN KATA PIMPINAN



Sumber : AD/ART NU 2022

Nama Kabupaten Pemalang

Nama Kabupaten Pemalang


Pemalang telah lama berkembang, dimulai dari himpunan pemukiman yang banyak tersebar pada ribuan tahun yang lalu. Bukti-bukti sejarah menunjukkan banyak peninggalan seperti artefak-artefak, bangunan prasejarah, punden-punden, makam kuno, tradisi cerita lisan dan sumber tertulis. Kesatuan pemukiman di Pemalang secara sosio historis berkembang sebselum menjadi kesatuan wilayah administratif yang mantap pada daerah pinggiran pantai, sunga-sungai (Comal, Waluh) daerah dataran, sekitar hutan dan pada daerah pegunungan. Adanya pemukiman awal perkembangan Pemalang ini berkaitan erat dengan sejumlah toponim di wilayah Pemalang seperti mengori, Lowaru, Plawangan, Kebondalem, Pagaran, sigeseng, Mereng, Gambuhan Cibolang dan sebagainya.

Baca Juga : Habib Lutfhi : Sejauh Mana Kita Membalas Jasa Orangtua?

Pada sekita tahun 1575, Pemalang merupakan wilayah dengan nama “Babatan” kemudian berubah menjadi “Pemalang”. Nama Pemalang berasal dari katak Pepalang (Jawa) dengan kata dasar palang mendapat awalan “pe” yang artinya halangan atau rintangan. Kata palang berarti cegah, halang, rintang. Kata Pemalang juga berasal dari kata dasar “malang” (Jawa) artinya melintang, garis lurus. Dimaksudkan sebagai rintnagan atau halangan bagi yang tidak mematuhi, akan berbuat jahat, bermaksud tidak baik kepada Kabupaten Pemalang. Dilihat dari masuknya Agama Islam di Pemalang pada pertengahan Abad XX berarti juga sebagai batas/palang kekuasaanHindu beralih ke Islam.

Selain itu dihubungkan dengan asal fisiknya, nama Pemalang dihubungkan dengan sungai yang “malang” (Jawa) yaitu melintang dari timur ke barat, searah dengan pantai laut Jawa. Masyarakat Pemalang percaya bahwa “Kali” (sungai) yang “malang” (melintang) ini banyak terdapat di Pemalang, seperti di Desa Widuri (Kecamatan Pemalang), Desa Asemdoyong dan Desa Beji (Kecamatan Taman), Desa Petarukan (Kecamatan Petarukan) dan Desa Kecepit (Kecamatan Randudongkal) serta berbagai tempat lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, Pemalang dimaksudkan sebagai suatu wilayah yang terbentang antara Kabupaten Pekalongan (Timur) dengan Kabupaten Tegal (Barat) dan Kabupaten Banyumas/Purbalingga (Selatan) serta Laut Jawa (Utara).

Dalam artian wilayah yang lebih sempit, Pemalang sebagai nama untuk wilayah Ibukota Kabupaten Pemalang.


Sumber : Riwayat/Sejarah Pemalang. Digandakan oleh Bagian Pemerintahan Setda Kab. Pemalang tahun 2004

Habib Lutfhi : Sejauh Mana Kita Membalas Jasa Orangtua?

Habib Lutfhi : Sejauh Mana Kita Membalas Jasa Orangtua?

Kalau cara dunia Thoriqoh misalnya Imam Syadzili atau Syaikh Bahaudin Naqsabandiy. Kalau menghadap gurunya mau Silaturohim (sowan) ke Kyai, "Aku" nya diletakan semua. Syaikh Maulana Bahaudin ya begitu  piyayi-piyayi yang begitu tadi yang jadi para Ulama, para ulama luar biasa karena tidak membawa "Aku" nya, jadi tambah ilmunya cepat. Tapi kalau membawa ilmunya "Aku sudah Alim, Aku sudah ini-itu, kalau diajari Kyainya dengan membawa Kitab Absahannya. Nah ini sama ini dengan aku,  ah ini sama ini. Berarti sudah pintar secara langsung. "Tapi kalau ngabsai (memaknai).

Apa kata Yai itu terbuka Futuh, Al Futuha itu terbuka. Nah ketika itu inilah putra-putrinya terkenal Joko Tarub pertama Maulana Maghrobi parangtritis, semua putri-putrinya jikalau menghadap sama bapaknya, "Lir kadio tanpo busana artinya: tidak membawa Aku putranya yai, aku putranya bapaknya... Tidak." merasa menghadapi bapaknya itu bodoh, akhlaknya dipakai, adabnya dipakai, walaupun bapaknya tidak lulusan sarjana tinggi, bapaknya bukan seorang akademisi. Tapi begitulah anak yang luar biasa... Menghadap bapaknya tidak merasa Aku sudah SH ini, aku sudah dokter ini, nah buang jauh-jauh menghadapi fitnah sama orangtua.

Baca Juga : Pembukaan Pendaftaran KPPS Banglarangan Pilkada 2024  

Putra-putri yang sholeh menghadap orangtua pokoknya bodoh, bapaknya lebih banyak lainnya, pengalamannya luar biasa, aku bisa jadi SH, bisa jadi dokter, aku dipondok sampai hafal Al-Quran, sampai hafal Alfiyah, itu apa? Itu jerih payahnya orangtua, pribahasanya "Kepala untuk kaki" demi siapa?. Demi generasinya, inilah perjuanganya orangtua, kelihatannya sepele. Sejauh mana kita membalas jasa orangtua? Orangtua tidak mengharap balasannya. Kewajiban kita terhadap para orangtuanya, walaupun tanpa tanda jasa. Orangtua pagi-pagi sudah mikir sawah dan kebonnya, mikir kalau sawahnya tidak jadi, takut kalau anaknya putus sekolah, entah itu yang diperguruan tinggi atahpun disekolah-sekolah atau pondok pesantren.

Sampai menjelang magrib masih repot menyirami tanamannya dengan penuh harapan untuk real generasi yang akan datang itu perjuangan orangtua. Panjenengan yang jadi anak umpamanya ada rejeki sedikit, makan enak, belum tentu ingat ke orangtua, tapi orangtua bahagiakan anak, mendoakan sungguh-sungguh "Ya Allah nak hidupmu belum seberapa ko sudah ngerti sama orangtua”, mudah-mudahan rejekimu lanjar, luas rejekinya, yang sekolah biar lulus dan sebagainya, gara-gara sebungkus itu mendoakannya menggetar, hatinya menyentuh, besar melebihi gunung, besok kamu akan merasakan.

Jangan kecewakan orangtua yang membesarkanmu, makanya bagi anak-anak kita, adik-adik kita, beruntunglah yang masih punya orangtua, masih memperjuangkan kalian, tapi jangan kecewakan perjuangan kedua orangtua dalam membesarkanmu. Itulah nanti kalau sudah diambil, baru kamu merasakan sia-sia. Nah bagaimana orangtua kita sudah tidak ada? Cara membahagiakan kedua orangtua. Kompak, rukun, itu cara kita membahagiakan kedua orangtua. Didalam kuburnya, kalau melihat kakak beradik kompak, rukun dan sebagainya seperti apa bahagianya?. Ternyata yang diharapkan meleset, seperti apa kecewanya kedua orangtua?

Ini harus menjadi peringatan kita bisa tau, bisa mengerti seperti ini. Itu jalurnya, jalur yang diajarkan para sesepuh-pinisepuh yang terdahulu. Kita mengingat kembali, kita sadar, taatnya kedua orangtua, taat kepada guru, taat pada ulama, taat kepada auliya'. Kita ingat ini perjuangan siapa? Kalau tidak para pewaris-pewaris baginda Nabi Sallahu'Alaihi Wa'Alaih Wasallam. Perjuangan Ulama yang menjadi kepanjangan tangan perjuangan baginda Nabi SAW, dari mulai abad pertama Indonesia itu sudah kemasukan ulama, ada baros. Syaikh Mahmud Bin Abdurohman, cucunya sahabat-sahabat Muad bin Jabar yang meninggal kalau tidak salah tahun 63 H.

Diteruskan oleh para tokoh-tokoh entah itu dari dzurriyatunnabiy SAW dan lainnya dan berapa keturunan-keturunan dari pada ulama-ulama di Indonesia ini yang masih dzurriyatunnabiy SAW, coba, banyak sekali. Bagaimana putra-putri joko tarub itu tadi beliau termasuk level-level sejaman sebelum wali 9, mendekati wali 9, due mantu Jaka Tarub ke 2, itulah mbah-mbahnya kraton surakarta, melahirkan putra-putri perjuangan yang luar biasa, asalnya padepokannya/pesantrennya Jaka Tarub pertama, sak levelnya itu tidak cukup cuma mengajar saja, berdakwah kemana-mana mulai dari Aceh, Pasai, Barus, Palembang, Lampung, Banten, Cirebon, Demak, Gresik, dan seterusnya.

Ulama-ulama mutaqaddimin mencetak beberapa yang disebut santri luar biasa, santri-santri yang mempunyai wawasan, santri-santri yang tidak mengecewakan para gurunya dan orangtuanya. Padahal serba terbatas transportasinya, apalagi komunikasinya, sekarang saja melihat mas banser... Habibnya mau masuk saja sudah halo-halo dulu. (disambut senyuman ribuan banser). Dari santri-santri tersebut melahirkan tokoh-tokoh yang luar biasa yang tidak memalukan sesepuh dan para pejuang (pahlawan)nya. Jadi hari santri itu sudah terwujud sebelumnya yang dirintis dunia pesantren-pesantren oleh para tokoh-tokoh, contohnya di Comal.

Sudah ada Assayyid Tajudin Abdul Qodir bin Abdurohman bin Yahya yang dimakamkan di  Pesantren, yang meninggal tahun 1195 H. Maulana Sayyid Hasan Bin Yahya yang dikenal mbah Hasan Syamsudin ada di Pemalang dan banyak lagi tokoh luar biasa yang ada dipemalang dan comal. Mbah Salamudin, Kyai Safar, Mursyid Thoriqoh luar biasa yang melahirkan tokoh-tokoh santri luar biasa. Dikenal Kyai Muqoyyim Cirebon, Buntet dan beliau itulah diantara yang membangun pertama pesantren Buntet. Alumni Pemalang Comal muridnya Kyai Safar. Muncul mbah Salamudin, Kyai Yusuf, Kyai Yasin, Kyai Nasir, mbah Dimyathi Kedawung yang terkenal Wali minal Auliya.

Jadi cikal bakal termasuk Santri-santrinnya Pemalang, Comal dan Moga tempatnya lapangan berdakwah para sesepuh kita. Makanya kalau kita adakan Ansor Bersholawat, Peringatan Hari Santri Nasional, khususnya Comal-Pemalang, tidak kaget. Sebab sudah dirintis oleh cikal bakal-cikal bakal kita yang merintis luar biasa dengan beraqidah Ahlussunah Wal Jama'ah. Disampaikan oleh Maulana Habib Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya pada acara Ansor Bersholawat di Lapangan Ujunggede-Losari, (Edi Erwanto)

17 September 2024

Pembukaan Pendaftaran KPPS Banglarangan Pilkada 2024

Pembukaan Pendaftaran KPPS Banglarangan Pilkada 2024

 
LAZISNUBANGLARANGAN.OR.ID – Melalui surat pengumuman panitia pemungutan suara desa Banglarangan nomor  010/PP.06.02-PU/3327.11.10/2024 tertanggal 17 september 2024. Bahwa panitia pemungutan suara desa Banglarangan membuka pendaftaran calon anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara untuk pilkada tahun 2024.

Pembentukan kelompok penyelenggara pemungutan suara untuk pemilihan kepada daerah Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati yang serentak diselenggarakan diseluruh wilayah Indonesia.

Adapun persyaratan anggota KPPS sebagai berikut :
a.    Warga Negara Indonesia;
b.    berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun dan diutamakan paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun;
c.    setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
d.    mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil;
e.    tidak menjadi anggota Partai Politik yang dinyatakan dengan surat pernyataan yang sah, atau sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota partai politik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus partai politik yang bersangkutan;
f.    berdomisili dalam wilayah kerja KPPS;
g.    mampu secara jasmani, rohani, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika;
h.    berpendidikan paling rendah sekolah menengah atas atau sederajat; dan
i.    tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memeroleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

Kelengkapan Dokumen Persyaratan:
a.    Surat pendaftaran sebagai calon anggota KPPS;
b.    Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik;
c.    Fotokopi ijazah sekolah menengah atas/sederajat atau ijazah terakhir;
d.    Surat pernyataan dalam satu dokumen yang menyatakan :

  1. setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
  2. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil;
  3. tidak menjadi anggota Partai Politik;
  4. tidak memiliki penyakit penyerta (komorbiditas);
  5. sehat secara rohani;
  6. bebas dari penyalahgunaan narkotika;
  7. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
  8. tidak pernah dijatuhi sanksi pemberhentian tetap oleh KPU Kabupaten/Kota atau Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu;
  9. tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan sesama penyelenggara Pemilu;
  10. tidak menjadi tim kampanye atau tim pemenangan atau saksi peserta Pemilu atau Pemilihan pada penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan paling singkat dalam 5 (lima) tahun terakhir;
  11. mempunyai kemampuan dan kecakapan dalam membaca, menulis dan berhitung; dan
  12. mampu mengoperasikan perangkat teknologi informasi.

e.    Surat keterangan dari partai politik yang bersangkutan bagi calon yang paling singkat 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota Partai Politik*);
f.    Surat keterangan sehat jasmani yang dikeluarkan oleh puskesmas, rumah sakit, atau klinik, yang termasuk di dalamnya terdapat hasil pemeriksaan tensi darah, kadar gula darah, dan kolesterol;
g.    Daftar Riwayat Hidup; dan
h.    Pas Foto Berwarna 4x6, 1 (satu) lembar.

*) dilampirkan apabila pendaftar yang paling singkat 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota Partai Politik.

Surat pendaftaran dan kelengkapan dokumen disampaikan kepada PPS Banglarangan pada masing-masing Kelurahan/Desa sejak :
-    tanggal 17 September 2024  Pukul 08.00 s.d 16.00  WIB
-    tanggal 28 September 2024  Pukul 08.00 s.d 23.59 WIB.
Alamat         : Jl. Raya Desa Banglarangan
Narahubung    : TYAS WIDIANTAKA
Kontak         : 0878-3077-0877

08 September 2024

Motto Pemalang IKHLAS

Motto Pemalang IKHLAS

 


Untuk memberikan daya dorong (motivasi) bagi masyarakat Kabupaten Pemalang dalam melaksanakan pembangunan telah ditetapkan Motto Pembangunan dalam Perda Kabupaten Dati II Pemalang No. 11 Tahu 1990 dinyatakan “Motto Pembangunan Kabupaten Pemalang adalah IKHLAS”. Yang diundangan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Pemalang No. 6 tanggal 5 Maret 1991. Mottor Pemalang IKHLAS Mengandung arti bahwa seluruh warga Kabupaten Pemalang denga tulus hati, dengan hati bersih tanpa pamrih dan selalu percaya kepada kebesaran dan kemurahan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa serta berserah diri kepada-Nya (lillahi ta’ala) dalam melaksanakan pembangunan.

Baca Juga : Penetapan Hari Jadi Kabupaten Pemalang

Mottor Pemalang IKHLAS kecuali mengandung pengertian sebagai berikut di atas juga merupakan singkatan dari Indah, Komukatif, Hijau, Lancar, Aman dan Sehat (arti akronimnya). Masing-masing kata mengandung arti sebagai berikut :
1.    INDAH
Mengandung arti cita-cita kehidupan yang elok, bagus, berharga, bernilai keindahan (estetika/artistik) sedap dipandang mata dirasakan dan diresapi lahir dan batin.

2.    KOMUNIKATIF
Mengandung arti cita-cita kehidupan yang terbuka, mudah berkomunikasi mudah diajak bicara, mudah dikenal, menyatu luluh terpadu dalam semua gerak pembangunan.

3.    HIJAU
Mengandung arti cita-cita kehidupan yang gemah ripah loh jinawi penuh dengan hamparan tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan, hijau royo-royo, damai dan tenang.

4.    LANCAR
Mengandung arti cita-cita kehidupan yang ingin selalu melangkah maju dengan mantap, tanpa ragu-ragu, bebas dari hambatan dan tekanan dari siapapun juga.

5.    AMAN
Mengandung arti cita-cita kehidupan yang tata tentrem lahir dan batin, tidak merasa takut atau khawatir, tidak ada ancaman atau rongrongan, serta menciptakan/mewujudkan daya tangkal yang kuat terhadapa semua ancaman, tantangan hambatan dan gangguan dari manapun.

6.    SEHAT
Mengandung arti-cita-cita kehidupan yang seimbang sehat jasmani, rokhani dan sosial serta masyarakat yang bersemangat tinggi dan bergairah untuk membangun. Sehat juga mengandung pengertian kesejahteraan lahir dan batin bagi warga masyarakat seluruhnya.

IKHLAS sebagai Motto Pembangunan dalam kegiatan pembangunan merupakan daya dorong (sumber motivasi) yang perlu diresapi dan dilaksanakan, baik oleh orang perseorangan,  kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian pula Motto Pebangunan ini perlu diresapi  dan dilaksanakan oleh aparatur pemerintahan di Kabupaten Pemalang yang terpancar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.

Pada hakikatnya pembanguan di Kabupaten Pemalang adalah pembangunan manusia seutuhnya danmasyarakat seluruhnya, baik jasmani maupun rokhani, materiil maupun spiritual, lahir maupun bathin serta dunia akhirat. Oleh karena itu sukses tidaknya pembanguan di Kabupaten Pemalagn sangat tergantung kepada keikutsertaan (partisipasi) selurh warga masyarakat dan dedikasi aparatur pemerintahan di Kabupaten Pemalang serta keridhoan Tuhan Yang Maha Kuasa.


Sumber : Riwayat/Sejarah Pemalang. Digandakan oleh Bagian Pemerintahan Setda Kab. Pemalang tahun 2004